28 Agustus 2008 l 26 Sya’ban 1429 H
Bahasan kita
Piala Ramadhan
Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah keapada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya,dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan.(QS.Al-Maaidah:35)
Menyatu dalam diri mereka. Tidak hanya pemain, pelatih, dan tim saja, bahkan semua warga negara Spanyol menyatu dalam kegenbiraan itu. Dunia memujinya, publik menyanjungnya, Spanyol jadi buah bibir.
Kaberhasilan itu adalah hasil jerih payah perjuangan panjang dan melelahkan. Penantian selama empat puluh tiga tahun untuk merebut kembali predikat sang juara. Penuh kesungguhan dan kedisisplinan.
Bagaimana kalau piala itu datangnya dari Tuhan-Nya manusia? Bagaimana kalu predikat juara itu disematkan oleh pemilik alam raya ini? Bagaimana jika yang menyanjuang adalah penentu kehiduapn semua makhluk?
Secara fittriah dan imaniah, pasti orang akan berebut predikat dan piala juara dari Tuhan-Nya. Tentu jauh lebih mulia, istimewa bila dibandingkan dengan sanjungan manusia.
Ya, itulah peraih sukses Ramadhan. Orang yang mampu melewati even besar ini sampai finish dengan kesungguhan. Ia meraih predikat taqwa, sebagai identitas tertinggi manusia. Ia meraih piala Ar Rayyan, surga spesial bagi shaaimindanshaaimat.
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaiman diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kame bertaqwa”.(Q.S. Al-Baqarah:183)
“Sesungguhnys didalam surg ada pintu yang bernama Rayyan, tidak ada yan gmemasukinya kecuali mereka yang shaum Ramadhan”.(Muttafaqun Alaih)
Karena Ramadhan menjanjikan: Kelipatan pahala, pengabulan do’a pemudahan amal shaleh, penghapusan dosa, surga dibuka lebar-lebar, neraka ditutup rapat-rapat, setan-setan dibelenggu, dan didalamnya ada malam lailatul qadar, malam yang lebih baik dari seribu bulan. Kebaikan senilai usia rata-rata manusia, bagi yang meraihnya. Subhanallah!
Nabi saw. bersabda: “Bila Ramadhan tiba, pintu-pintu surga dibuka, dan pintu-pintu neraka ditutup, sementara setan-setan diikat”. (HR. Bukhari dan Muslim).
“Setiap amal anak Adam-selam Ramadhan-dilipat gandakan sepuluh kali lipat, bahkan sampai tujuh ratus kali lipat. Kecuali puasa, Allah swt. Berfirman: Puasa itu untuk-Ku, dan Aku langsung yang akan memberikan pahala untuknya”. (H.R. Muslim).
“Siapa yang berpuasa Ramadhan dengan kesadaran iman dan penuh harapan ridha Allah, akan diampuni semua dosa-dosa yang lalu”. (H.R. Bukhari dan Muslim).
“Orang yang berpuasa doanya tidak ditolak, terutama menjelang berbuka”. (H.R. Ibnu Majah, sanat hadits ini sahih).
Yang lebih penting untuk diperhatikan di sini adalah, persiapan dan pengkondisian sebelum Ramadhan datang. Apa yang perlu dipersiapkan?
Persiapan fikriah atau pemahaman tentang Ramadhan. Persiapan ruhiah atau ibadah ritual. Persiapan maddiah atau fisik dan material.
Bulan sya’ban telah menjelang. Bulan dimana Rasulullah saw. meningkatkan aktivitas ibadah. Bahkan diriwayatkan beliau hampir-hampir shaum sunnah sebulan penuh.
Imam Al-Nasa’i dan Abu Dawud meriwayatkan, disahihkan oleh Ibnu Huzaimah. Usamah berkata kepada Nabi saw.
“Wahai Rasulullah, saya tidak melihat engkau melakukan puasa (sunnah) sebanyak yang engkau lakukan dalam bulan Sya’ban. ‘Rasul manjawab: ‘Bulan Sya’ban adalh bulan antara Rajab dan Ramadhan yang dilupakan oleh kebanyakan orang. Dibulan itu perbuatan dan amal baik diangkat ke Tuhan semeesta alam, maka aku ingin ketika amalku diangkat, aku dalam keadaan puasa”.