Sunrise dari salah satu sisi puncak G. Kaba |
Ini bukan pertama kalinya saya ke Lubuklinggau.
Sebuah kota
yang indah yang dikelililingi sungai-sungai yang menyegarkan raga.
Sebuah kota
yang indah dengan perbukitannya yang memanjakan mata.
Sebuah kota
yang indah dengan penduduknya yang ramah tamah lagi bersahaja.
Sebuah kota
yang indah dengan keunikan dan ciri khasnya tersendiri yang tidak akan mudah
untuk digambarkan dengan kata-kata.
Sebuah kota
yang akan selalu dirindu untuk kembali ke sana.
Dan, sebuah
kota yang akan selalu dikunjungi untuk membuka sebuah perjalanan yang indah,
menyegarkan, menyenangkan, dan menegangkan di Bumi Raflesia – Provinsi Bengkulu.
==========================
![]() |
Wajah lelah nahan muntah :lol |
Tips 1:
untuk perjalanan
darat dari Palembang sangat disarankan untuk memilih rute Palembang-Indralaya-Prabumulih-Muara
Enim-Lahat-Empat Lawang-Musi Rawas-Lubuklinggau, dibandingkan melalui rute
Palembang-Banyuasin-Musi Banyuasin-Musi Rawas-Lubuk Linggau. Karena rute tersebut
meski lebih panjang tapi jalan yang dilalui lebih mulus dibanding melalui Musi
Banyuasin dengan jalan yang sangat rusak.
Memaksakan melalui
Musi Banyuasin hanya akan memperlambat laju kendaraan (hanya 10-30 kmph) dengan
resiko mobil patah as dan rusak kaki-kakinya.
![]() |
Halaman depan di rumah teman kami yang bikin iler netes pengen nyebur |
- Menuju kota Curup di Kabupaten Rejang
Lebong untuk kembali menyambangi Gunung Kaba (warga lokal menyebutnya
sebagai Bukit Kaba) dengan kawahnya yang eksotis dan indah, serta
- Menjamah sungai perawan di kawasan Kabupaten
Lebong (a.k.a ber-rafting ria)
== DAY 1 ==
Gunung Kaba
(Bukit Kaba).
3 tahun
sejak terakhir berkunjung ke gunung ini ternyata sudah ada banyak sekali perubahan
yang mengarah ke hal positif dan lebih baik. Utamanya terlihat pada posko
pendakian.
Sebelumnya
posko ini masih berupa bangunan tidak permanen dan terkesan seadanya. Namun
sekarang sudah berubah menjadi gedung yang apik, bersih, dan dilengkapi ruang salat
serta fasilitas lainnya termasuk MCK (yang memang telah tersedia sebelumnya) dan
dilengkapi dengan bale luar ruangan untuk beristirahat setelah lelahnya turun
gunung.
Di area posko Gunung Kaba |
Registrasi
data pendaki ini sangat penting. Ini nantinya akan sangat berguna apabila
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Melalui data peserta pada saat
registrasi tim SAR akan memilik data peserta pendaki dan mengetahui rute mana
yang diambil oleh pendakinya.
Biaya retribusi
senilai Rp12.500,00/orang dewasa untuk hari Senin s.d. Jumat, dan Rp15.000,00/orang
dewasa untuk hari Sabtu, Minggu, dan hari libur nasional. Biaya ini sudah
termasuk retribusi untuk BKSDA & asuransi kecelakaan. Yah kita tidak pernah
tahu kapan musibah akan terjadi, jadi alangkah baiknya kita sudah melindungi
diri kita secara finansial untuk menghadapi hal tersebut untuk kemudahan di
kemudian hari.
Anak-anak
di bawah 8 tahun dan masih dalam pengawasan orang tua, menjadi tanggung jawab
orang tua dan masih belum dikenakan pungutan biaya. Kebetulan rekan kami dari
Padang Ulak Tanding juga mengajak putranya yang baru bersekolah dasar dan tidak
terkena retribusi juga.
Mulai nanjak |
Kita pun
bisa menyewa ojek ke puncak dengan tarif Rp100.000,00 untuk pergi-pulang, dan
Rp60.000,00 untuk satu kali jalan baik ke puncak atau turun. Tentu ini sangat
membantu bagi yang ingin menikmati pemandangan menakjubkan kawah G. Kaba tapi
merasa sulit untuk berjalan kaki menanjak. Atau bagi rombongan yang memiliki
personil yang merasa tidak kuat untuk turun gunung kita bisa menelepon posko
untuk dikirimkan ojek ke puncak dan turun leye2 duduk di motor untuk kemudian
ketemu dengan rombongan yang berjalan kaki di posko.
Menelepon? Yup, menelepon.
Kalian
tidak salah denger koq.
Meski yah, signalnya
bukan 4G juga, tapi di G. Kaba kita memiliki signal ponsel di hampir semua area
gunung. Kecuali di saat pendakian melalui jalur hutan di area saat pepohonannya
sangat rimbun atau saat kita sedang melewati lembah sehingga signal terhalang
punggungan gunung. Jadi bagi yang ingin segera berbagi keindangan pemandangan
gunung melalui media sosial atau yang mau track jalur pendakiannya melalui
aplikasi Strava ya bisa banget. Tidak perlu menunggu turun gunung.
Jalur
pendakian via jalur hutan memiliki jalan setapak yang sangat bersih dan mudah
untuk dilalui. Insha Allah kita tidak akan tersesat meski nanjak di malam hari
asal kita jangan sotoy dan keluar dari jalur pendakian.
Jalannya
juga cukup landai dan cukup banyak bonusnya (istilah para pendaki saat bertemu
jalur rata setelah tanjakan berat). Gunung yang sangat cocok untuk rekreasi dan
wisata alam, atau bagi orang-orang yang baru mulai belajar mendaki gunung.
Baru start udah gempor. hahaha |
Seperti di gunung-gunung lainnya, saat nanjak sesekali kita akan berpapasan dengan rombongan pendaki lainnya baik yang berasal dari sekitar kota Curup atau bahkan dari Provinsi sekitar. Beberapa dari mereka akan menggunakan pakaian dan peralatan lengkap, dan beberapa lainnya akan seadanya bahkan tidak menggunakan alas kaki. Jangan lupa untuk saling sapa ya…
Waktu yang
dibutuhkan dalam pendakian G. Kaba adalah sekitar 1,5-2 jam dengan kecepatan
standar, atau 3-4 jam dengan kecepatan lemot dan banyak istirahatnya. Kayak
koneksi internet si BUMN saat sore menjelang malam. Suka bikin kesel meski aku
tetep setia pake sejak jaman SMA!!!
Banyak
pepohonan yang menjadi kanopi yang meneduhi perjalanan kita sehingga tidak
perlu takut tersengat panas matahari meski hari itu udara sangat panas dan keringat
bercucuran mengalir di antara paha dalam celana. Ea…
Semakin ke
atas maka udara akan terasa semakin sejuk.
Maapkeun karna fotonya punggungan orang semua |
Tips 2:
Jangan
kenakan jaket dan pakaian tebal serta berbahan katun pada saat mendaki, karena pakaian
yang kita kenakan akan lembab oleh air keringat. Dan hal itu hanya akan makin
membuat kita merasa tidak nyaman dan meriang kedinginan dengan kombinasi pakaian
yang basah dan udara yang semakin mendingin. Selain itu, dikhawatirkan nantinya
kita tidak akan bisa mengenakan jaket di malam hari saat kita akan benar-benar
membutuhkannya untuk menghangatkan tubuh.
Kaos berbahan parasut dry fit (saya kurang tau jenis bahan apa ini) atau pakaian olahraga secara umum yang ada di pasaran sangat dianjurkan karena akan sangat mudah menguapkan air keringat dan otomatis cepat kering dan tidak membuat kita merasa kedinginan. Jenis pakaian ini sangat cocok dikenakan saat mendaki gunung atau aktifitas yang mengundang banyak keringat lainnya.
=== Mitos
di Gunung Kaba ===
Seperti di
gunung-gunung lainnya yang ada di Indonesia, G. Kaba juga memiliki legenda dan
mitosnya tersendiri. Mitos ini selalu dikaitkan dengan legenda keberadaan makhluk-makhluk
astral yang menghuninya.
Sebut saja
tiga nama yang cukup terkenal oleh warga lokal yakni, Malim Bagus, Elang
Berantai, dan Putri Saudari Kandang. Masing-masing berbagi area kekuasaan di Kawasan
gunung Kaba. Malim Bagus dan Elang Berantai menguasai wilayah puncak gunung,
sementara Putri Saudari Kandang menguasai area kaki gunung. Nanti kapan-kapan
kalau tidak males dan memiliki sumber literasi yang cukup saya akan buatkan
satu postingan khusus untuk membahas hal ini.
Terlepas dari adanya mitos-mitos tersebut dan seberapa percaya atau tidaknya kita terhadap kisah-kisah seperti ini, yang penting kita harus bisa menjaga diri dari melakukan hal-hal yang tidak baik dan berkata hal-hal yang mubazir. Karena kenapa tidak? Kenapa harus melakukan hal-hal buruk dan mubazir ketika kita bisa memilih untuk berperilaku baik terlepas dimana lokasi kita berada saat itu.
Satu hal
yang pasti bahwa kita (terutama umat Islam) diajarkan untuk percaya pada keberadaan
hal-hal gaib sebagai bagian dari keimanan kita. Kita percaya mereka ada, tapi
mereka tidaklah punya kuasa untuk mencelakai kita melainkan untuk membuat kita
bingung dan ragu pada keimanan kita sendiri dengan merasa takut kepada hal selain
Allah.
Allah telah
menciptakan umat manusia sebagai ras tertinggi yang bahkan iblis hingga didepak
dari surga yang telah menjadi rumahnya setelah sekian lama hanya karena tidak
mau bersujud kepada Adam (manusia). Jadi tidak semestinya kita merasa gentar
lantaran keberadaan mereka apalagi hanya berdasarkan cerita rakyat yang bisa
jadi memang sengaja diciptakan orang terdahulu agar bisa menjadi pelajaran yang
dipetik oleh kita di masa sekarang supaya bisa menjadi orang yang lebih baik.
Mau tau
kelanjutan perjalanan kami dan betapa indahnya kawah mati dan kawah hidup di
gunung Kaba? Cek Part 2
Komentar
Posting Komentar